ANIMASION

div style="position: fixed; top: 80px; right: 30px;width:160px;height:160px;">
Tutorial Blog

Sabtu, 30 Maret 2013

Makalah Bahasa Indonesia


makalah bahasa indonesia1 mengarang, karangan, topik, judul, kerangka karangan, karangan ilmiah, semiilmiah, nonilmiah.


A.  Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.  
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah, yaitu:
1.      mengenali dan merumuskan masalah,
2.      menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis,
3.      merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara,
4.       menguji hipotesis, dan
5.      menarik kesimpulan.
Jenis Karangan Ilmiah:
a)      Makalah
b)      Kertas kerja
c)       Skripsi
d)     Tesis
e)      Disertasi
Ciri Karya Ilmiah:
1.      Objektif.
2.      Netral.
3.      Sistematis.
4.      Logis.
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
6.      Tidak Pleonastis
7.      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal. 
Manfaat penyusunan karya ilmiah:
1.         Melatih untuk  mengembangkan ketrampilanmembaca yang efektif.
2.         Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3.         Mengenalkan dengan dengan kegiatan kepustaan.
4.         Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
5.         Memperoleh kepuasan intelektual
6.         Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

Langkah-langkah penulisan karya ilmiah / karangan ilmiah:
1.  Persiapan
1.1  Pemilihan Topik
·         Topic itu sudah dikuasai
·         Topic itu paling menarik perhatian
·         Topic itu runag lingkupnya yang terbatas
·         Data itu objektif
·         Memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori sebelumnya)
·         Memiliki sumber acuan
1.2  Penentuan Judul
1.3  Penulisan Kerangka Karangan
1.4  Pengumpulan Data
·         Mencari informasi / data dari kepustaan
·         Menyusun daftar angket
·         Melakukan wawancara
·         Melakukan pengamatan di lapangan
·         Melakukan percobaan di Laboratorium
1.5  menyusun Data
1.6  pengetikan
1.7  pemeriksaan
·         Menyusun  paragraf
·         Penerapan kalimat baku
·         Penerapan diksi / pilihan kata
·         Penerapan EYD
Bagian – bagian (kelengkapan isi) Karya Ilmiah / Karangan Ilmiah :
1.      Kelengkapan awal :
·           Sampul atau cover
·           Halaman judul
·           Halaman pengesahan
·           Halaman penerimaan
·           Halaman persembahan
·           Abstrak, dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
·           Kata pengantar
·         Daftar table
·         Daftar grafik
·         Daftar gambar
·         Daftar singkatan dan daftar lambing
·         Daftar lampiran
2.      Kelengkapan  Isi :
·         Pendahuluan
·         Kajian teori atau tinjauan pustaka
·         Data dan informasi mengenai objek penelitian, meliputi topic  dan lokasi
·         Pembahasan
·         Penutup
3.      Kelengkapan Akhir :
·      Daftar pustaka
·      Riwayat hidup penulis
·      Lampiran data
·      Penulisan indeks
Jenis huruf, spasi, dan tepi batas pada karya ilmiah/ karangan ilmiah
Jenis huruf yang digunakan:
·      Untuk teks : times new roman ukuran 12 pt atau arial ukuran 11pt
·      Untuk judul karya ilmiah dan judul bab:  times new roman ukuran 14 pt atau arial ukuran 13pt
·      Untuk nama lembaga / sekolah / perguruan tinggi (dipakai pada kover bagian bawah): times new roman ukuran 16 pt atau arial ukuran 15pt
Penomoran pada karya ilmiah / karangan ilmiah
Pemberian nomor mengikuti ketentuan seperti berikut ini:
1.      Nomor romawi kecil, dipakai pada:
·       Halaman judul, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Abstrak, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Kata pengantar atau prakata, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Daftar isi, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Daftar table, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Daftar grafik, diletakkan pada bagian bawah tengah
·       Daftar singkatan dan lambang, diletakkan pada bagian bawah tengah
2.      Nomor romawi besar, dipakai pada:
·       Tajuk bab pendahuluan, contoh: BAB I, diletakkan di bagian atas tengah
·       Bab teoretis contoh: BAB II, diletakkan di bagian atas tengah
·       Bab metode dan objek penelitian contoh: BAB II, diletakkan di bagian atas tengah
·       Bab analisis data contoh: BAB III, diletakkan di bagian atas tengah
·       Bab penutup contoh: BAB IV dan V, diletakkan di bagian atas tengah
3.      Nomor angka arab, mulai dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan seterusnya, dipakai pada:
·       Penomoran halaman mulai dari BAB I dan seterusnya
·       Untuk halaman yang merupakan awal dari sebuah bab,  sebagai contoh halaman yang judul atasnya menerangkan BAB I, BAB II, dan seterusnya, maka nomor halamannya diletakkan di bagian bawah tengah.
·       Untuk halaman selanjutnya, penomoran halaman diletakkan pada bagian atas kanan
Jenis kertas dan jumlah halaman penulisan karya ilmiah/ karangan ilmiah
Jenis kertas yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah HVS dan ukurannya adalah A4 (21,0 x 29,7). Warna tinta adalah hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah tidak lebih dari 15 halaman sedangkan untuk skripsi minimal 40 halaman, tesis 80 halaman, dan disertai minimal 250 halaman. Ini adalah ketentuan secara umum, mungkin ada aturan lain di beberapa sekolah atau perguruan tinggi walaupun sangat jarang digunakan. 
B. Pengertian Mengarang dan Karangan
          Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Pada awalnya kata merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau merangkai benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang disebut karangan. Orang yang merangkai kata , kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai, tetapi penyusun atau pengarang untuk membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis karena karangan tertulis juga disebut tulisan.
          Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi, kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seorang yang berbicara, misalnya dalam sebuah diskusi atau pidato secara serta-merta (impromtu) terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara. Apa yang didengar atau ditangkap orang dari penyajian lisan itu , itulah karangan lisan.
          Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea dalam rangka menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karanagan. Mengarang juga bisa didefinisikan sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
          Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea
C. Topik dan Judul
          Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahn. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik kerangkanya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
          Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering pula menyiratkan  permasalahan yang akan dibahas. Jika topik sekaligus judul, biasanya karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga sanat luas.
          Topik dan judul memiliki  persamaan dapat menjadi judul karangan. Namun antara keduanya terdapat perbedaan, topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengndung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
          Untuk memilih topik, tentu masalah yang dipilih adalah yang menarik perhatiaan penulis. Untuk mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaran pengarang tidak melantur, hendaknya topik dipersempit atau dibatasi sesuai dengan rencana dan maksud pengarang.
1.      Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dengan cara pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopok.
2.      Kedua ialah dengan menuliskan pokok umum dan membuat daftar aspek apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah. Dari daftar itu dapat dipilih salah sat  u topik untuk dijadiakn topik karangan.
3.      Ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenaipokok pembicaraan: apa, siapa, di mana, kapan dan bagaimana. Pokok pembicaraan ditulis di atas, lalu dibawahnya disediakan kolom-kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan aspek-aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu akan diperoleh suatu ospek untuk diangkat menjadi pokok bahasan karangan.
D. Kerangka (outline) karangan
          Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan yang ada.  Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus di jalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis kerangka sendiri.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal sebagai berikut:
a)      Kerangka karangan akan mempermudah pengarang men menuliskan karangannyadan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
b)      Kerangka karangn akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
c)      Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh kerangka sudah selesai karena semua ide sudah terkumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk membunyikan ide dan gagasannya.
d)     Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan. Melalui kerangka, pembaca melihat intisari ide serta struktur karangan.
E. Karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah
          Berdasarkan bobot isinya karangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) karangan ilmiah, (2) karangan semiilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan nonilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi. Yang tergolong ke dalam karangan semiilmiah adalah artikel, editorial, opini, future, tips, reportase. Dan yang tergolong ke dalam karangan nonilmiah adalah anekdot,dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi dan naskah drama. Ketig jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sebaliknya dari karangan ilmiah adalah karangan nonilmiah, yaitu karangan yang tidak terikat pada atuaran baku, sedangkan karangan semiilmiah derada di antara keduanya.
          Antara karangan ilmiah dan karangan semiilmiah tidak banyak perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian bahasa, struktur dan kodifikasi karangan. Jika pada karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu, pada karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis terkadang dihindari sebagai gantinya digunakan istilah umum. Jika kita perhatikan struktur dan kodifikasi karangan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar, meskipun tetap sistematis.

1. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistemati-metodis, dan sintesis-analisis.
Ada tiga ciri karangan ilmiah:
1.      Karanagn ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiris. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran yang subjektif (selera perseorangan). Objektifitas tersebut yang membuat kebenaran ilmiah berlaku umum dan universal. Dengan kata lain, kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan melalui eksperimen bahwa dengan kondisi dan metode yang sama dapat dihasilkan kesimpulan yang sama pula. Berbeda dengan tulisan ilmiah, sumber tulisan nonilmiah dapat berupa sesuatu yang abstrak dan subjektif, seperi ilusi, imajinasi, atau emosi. Unsur subjektif tersebut yang membuat kebenaran tulisan nonilmiah sangat subjektif atau hanya berlaku untuk orang tertentu saja (tidak umum).
2.      Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.      Dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Bahasa ilmiah harus baku, baik ejaan, pembebtukan kata, maupun struktur kalimatnya. Bahasa ilmiah bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain bahasa ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu masing-masing.
Bahasa adalah medium terpenting dalam karangan. Apabila bahasa yang dipakai kurang cermat, karangan bukan saja sukar dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah pengertian. Pengarang harus menguasai keterampilan berbahasa tulis sebagai bekal mengarang. Selain persyaratan kebahasaan, sebuah tulisan ilmiah menuntut adanya persyaratan material dan persyaratan formal. Persyaratan material mencakup adanya topik yang dibicarakan, tema yang menjadi tujuan atau sasaran penulisan, alinea yang merangkaikan pokok-pokok pembicaraan, serta kalimat-kalimat yang mengungkapkan dan mengembangkan pokok-pokok pembicaraan. Adapun yang dimaksud dengan persyaratn formal adalah tata bentuk karangan.
Tata bentuk karangan mencakup tiga bagian karangan, yaitu:
1)            Preliminaries (halaman-halaman awal) yang meliputi judul, kata pengantar, aneka daftar (daftar isi, daftar tabel/bagian/lampiran)
2)            Main body (isi utama) yang meliputi pendahuluan, isi, penutup
3)            Reference matter (halaman-halaman akhir) yang meliputi daftar pustaka, lampiran, dan biodata penulis.
1.    Karangan Semiilmiah
Karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analisis karena sering dibumbui dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.Semi Ilmiah juga merupakan karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya berada diantara ilmiah.
          Pada karangan semiilmiah, bagian preliminaries tidak ada. Dagian karangan semiilmiah langsung merupakan bagian isi. Seperti halnya karangan murni karangan semiilmiah boleh menggunakan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
          Untuk penyajian topik, seorang penulis akan menggunakan cara atau teknik tertentu yang disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan yang hendak dicapainya. Dengan kata lain, terdapat bebeapa jenis karangan berdasarkan cara penyajian dan tujuan penulis. Jika seseorang hendak menyampaikan suatu informasi berupa berita, misalnya, ia akan menggunakan bentuk karangan tertentu, dan bentuk itu akan berbeda jika ia hendak menyampaikan suatu himbauan yang bersifat menggugah perasaan atau emosi.
2.    Karangan Non Ilmiah
          Karangan non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karangan non ilmiah bersifat:
1.      Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2.      Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3.      Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.      Kritik tanpa dukungan bukti.
Perbedaan Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah
Karakteristik
Karangan Ilmiah
Karangan semiilmiah
Karangan nonilmiah
Sumber
Pengamatan, faktual
Pengamatan, faktual
Nonfaktual (rekaan)
Sifat
Objektif
Objektif dan subjektif
Subjektif
Bobot
Ilmiah
semiilmiah
Nonilmiah
Alur
Sistematis, metodis
Sistematis, kronologis, kilas balik (flashback)
Bebas
Bahasa
Denotatif, ragam baku, istilah khusus
(denotatif dan konotatif) setengah resmi
Denotatif/konotatif, setengah resmi/tidak resmi, istilah umum/daerah
Bentuk
Argumentasi, campuran
Eksposisi, persusi, deskripsi, campuran
Narasi, deskripsi, campuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar